Selasa, 07 Maret 2017

Yevi Trianovaila; Remaja yang Berjuang Melawan Penyakit Seribu Wajah (LUPUS)

Sudah Satu Tahun Setengah Merasakan Sakit Yang Tak Kunjung Hilang

Penyakit Seribu Wajah (LUPUS) memang banyak ditemui kasusnya pada perempuan. Gejala lupus berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga sangat sulit untuk mengetahui gejala pastinya. Seperi halnya Yevi, remaja berumur 17 tahun ini, sudah satu setengah tahun merasakan penyakit yang perlahan-lahan menggerogoti tubuhnya itu. Hingga pada akhirnya Yevi harus bolak-balik control ke dokter, untuk mengetahui kemajuan atau tidaknya kesehatan Yevi.


ALIFIA NABILLA YUSRA, Jember

SEHAT adalah keadaan yang selalu Yevi impikan, namun mungkin semua itu bisa terjadi jika ada keajaiban dari Tuhan. Awalnya Yevi tidak mengetahui bahwa dirinya ternyata mengidap penyakit lupus. Karena gejala-gejala yang dialaminya sama seperti halnya orang sedang sakit. Yaitu gejala non spesifik seperti tubuh lemas, sariawan, rambut rontok, nafsu makan menurun, demam berkepanjangan, mual, hingga penurunan berat badan secara drastis. Gejala-gejala itu tidak muncul secara bersamaan, sehingga sangat sulit untuk dikenali.

Awal dari peristiwa itu, saat Yevi masih duduk dibangku SMP kelas IX di SMPN 7 Jember, tepatnya pada saat sedang mengikuti olahraga disekolah nya itu. Namun, tiba-tiba kaki Yevi teras sakit dan lemas. "Saat itu aku ikut olahraga biasa, seperti pemanasan. Tapi tiba-tiba kaki ku terasa sakit dan lemes," ujar remaja alumnus SMPN 7 Jember ini.

Lebih menyedihkan lagi adalah pada saat tahun 2016, 3 minggu sebelum Ujian Nasional (UN) Yevi malah semakin parah saja keadaanya. "Bingung pada saat itu, 3 minggu lagi UjianNasional (UN) malah tubuhku rasanya makin drop," katanya.

Karena dirasa Yevi kekebalan tubuhnya semakin menurun saja, ibu dan ayahnya memutuskan untuk periksa ke dokter spesialis. Dan hasil dari pemeriksaan itu adalah Yevi terjangkit Penyakit Lupus. "Syok berat saat itu saat tahu aku kena penyakit lupus, karena gejala-gejala yang aku rasain kayak orang sakit biasa. Apalgi kata dokter itu penyakit keturunan, memang siapa diketurunan ku yang kena penyakit lupus?" ungkap remaja yang saat ini tinggal di Jl. Melati V ini.

Saya Selalu Kalah Melawan Lupus


"Aku nggak pernah menang melawan penyakit satu ini. Iya, itu memang benar, saat itu aku mencoba untuk mengikuti upacara, tapi apalah dayaku, aku langsung pingsan. Dan kalah lagi," ungkap remaja kelahiran bulan November ini. Sepertinya tidak ada cara untuk memusnahkan penyakit Seribu Wajah ini. Karena seiring berjalannya waktu, penyakit itu selalu  menggerogoti tubuh Yevi. Belakangan ini Yevi sering mengalami tubuh lemas, dan rambutnya rontok.

Dulu sebelum mnegidap penyakit Lupus rambut Yevi panjang, dan panjangnya sepunngung. Namun saat ini, hal itu tidak dapat Yevi rasakan lagi. Apalagi saat setelah lulus SMP, Yevi ingin bersekolah di sekolah-sekolah yang ada dikota. Tapi karena tuntutan dari dokter dia tidak boleh kelelahan, tidak boleh banyak terkena sinar matahari, akhirnya ibunda Yevi memutuskan mencari SMA/SMK yang dekat dari rumah saja. "Untung ada SMK didekat rumah jadi iya enggak usah jauh-jauh," ujarnya.

Saat ini Yevi duduk di bangku SMK kelas XI tepatnya di SMK Riyadlus Sholihien Jember di Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Letak sekolahnya juga tidak terlalu jauh dari kediamannya. Di sekolah terlihat Yevi sama seperti teman-temannya yang lain. Belajar, bercanda tertawa lepas, bersama teman-temannya. Tapi dibalik itu semua ada yang sedang Yevi kalahkan.

Opname rasanya sudah berkali-kali Yevi rasakan. Bagaimana rasa bosannya terbaring di kasur rumah sakit. Tapi tetap saja, meskipun begitu banyak rintangan yang dilalui Yevi, ia tetap bersemangat ingin sembuh dan melawan penyakit ganas itu.

Tidak hanya opname, tapi control kesehatan juga kerap Yevi telateni selama satu tahun setengah ini. Hanya untuk melihat kondisinya, semakin membaik atau memburuk. Saat ini Yevi tidak bisa terlalu capek, tidak bisa ikut upacara, apalagi yang menurut Yevi yang susah untuk dihilangkan adalah, dia tidak bisa merasakan panas terik matahari saat pagi menjelang. Setiap harinya Yevi harus mengonsumsi vitamin D, untuk pengganti dari terik sinar matahari pagi yang menyehatkan itu. Tidak hany vitamin D, ada beberapa obat yang etiap hari harus Yevi minum agar bisa menghilangkan rasa sakit lupus itu, tapi dalam arti 'hanya untuk sesaat', jika obat itu habisa, pasti tubuh Yevi terasa sakit semua. "Bosan rasnya, minum obat terus setiap hari," ungkap Sekretaris OSIS ini.

"Doa doa dan doa, terus aku panjatkan kepada Allah.swt. Agar aku masih bisa lama disini," ujarnya saat terbaring di kasur kamarnya. Memang manusia hanya bisa berdoa dan berusaha untuk melawan suatu masalah, dan sabar serta tawakkal kepada tuhan.
(nbl)



Jember, 06 Maret 2017

3 komentar: