Senin, 06 Maret 2017

Nenek Penjual Sapu Lidi

SEORANG NENEK yang sudah tua berjualan sapu lidi. Di bawah terpajang sebuah sapu lidi dan sebuah tempat sampah yang terbuat dari bambu yang beliau nganyam sendiri. Namanya Bu.Sari, rumahnya di Rembangan Kecamatan Patrang.

Bu.Sari, berjualan dari tahun 2011 sampai dengan sekarang 2017. Melihat wajahnya yang keriput saya kok jadi nyesek. Nenek setua itu masih semangat mengais rejeki. Berjalan kaki sambil menggendong sapu lidi dari rumahnya sampai daerah serandu.
Yeni Sulvi Ayustin, Jember

Berpenghasilan Secukupnya

Nenek itu hidup sebatang kara, penghasilannya saja hanya cukup untuk makan. "Dan Sehari-harinya, Bu Sari berjualan sapu lidi dan keranjang hanya dihargai dengan harga 5000 rupiah saja. Sementara penghasilan 5000 ribu rupiah itu pun masih belum cukup untuk makan.

Mendengar kata Nenek itu, saya jadi terharu. Saya melihat orang-orang duduk manis menunggu pembeli datang kok masih suka mengeluh. Sementara Nenek itu, harus berjalan kaki berkilo-koli, kepanasan, kehujanan, itu pun belum tentu ada yang beli sapunya.

"Tapi saya kagum melihat nenek setua ini tidak pernah patah semangat untuk terus berjualan sapu lidi dan keranjang walau pun jualannya jarang terjual pungkasnya. (Yn)



Jember, 06 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar